Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 28, 2009

Empty Nest Syndrome

Empty Nest Syndrome yang melanda kaum ibu Istilah Empty Nest Syndrome , secara harfiah dapat diartikan sindroma sarang kosong ( empty = kosong, nest = sarang ). Akan tetapi rasanya kurang pas, lebih baik tetap dipakai istilah aslinya saja, yang disingkat ENS. Dalam buku-buku kedokteran istilah ini tidak dikenal. Apa sebenarnya ENS itu? Sindroma ini adalah suatu keadaan yang menimpa kaum ibu pada saat anaknya meninggalkan rumah karena belajar di kota lain atau ke luar negeri. Juga dapat terjadi ketika anaknya menikah dan tidak tinggal serumah lagi. Keadaan ini menyebabkan ada perasaan tidak diperlukan lagi peranan sebagai ibu seperti waktu sebelumnya. ENS muncul sebagai gejala yang banyak melanda kaum ibu, terutama di negara barat, yang hubungan kekerabatan keluarga hampir tidak ada. Disana yang dinamakan keluarga, hanya ayah, ibu, dan anak-anak. Sehingga bila anak - anak pergi meninggalkan rumah, terasa sekali adanya kekosongan. Apalagi bila suami telah meninggal dunia, atau terpaksa h

Mengurangi Dampak Negatif Televisi

Mengurangi Dampak Negatif Televisi Tidak semua kartun buat anak. Saat ini, tidak bisa dipungkiri, televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kebutuhan mendapat berbagai informasi dan hiburan memang sangat tergantung pada televisi, walau tak jarang ada dampak negatif yang bisa ditimbulkannya, terutama bagi anak-anak. Asyik menikmati berbagai acara sehinga malas belajar, meniru adegan berbahaya, serta mengucapkan kata-kata kasar dan kotor merupakan sebagian dampak negatif televisi terhadap anak-anak. Belum lagi masalah kesehatan organik pada anak seperti terganggunya penglihatan karena menonton televisi dengan jarak pandang yang terlalu dekat, atau berubahnya perilaku anak yang menjadi lebih agresif akibat program-program yang seharusnya tidak ditontonnya. Bagi banyak orangtua, timbul anggapan bahwa film-film kartun di televisi merupakan film yang cocok dikonsumsi anak-anak. Anggapan ini timbul karena banyak orangtua yang menganggap film-film tersebut, konon disajikan sesu

Kesalahan Dalam Mendidik Anak

Kesalahan Dalam Mendidik Anak Setiap orang tua menginginkan anaknya kelak menjadi orang baik, sukses dalam karir, mandiri, sholeh, berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa maupun menjaga nama baik keluarga dan lain sebagainya. Tidak semua orang tua berhasil mewujudkan cita-citanya tersebut.Jika ini terjadi,jangan buru-bur menyalahkan anak, karena banyak masalah yang timbul karena orang tua salah di dalam mendidik anak.Kesalahan besar yang sering dilakukan orang tua adalah : · Terlalu banyak tuntutan Orangtua terlalu sering menggunakan kata harus Kebiasaan orangtua sering menggunakan kata harus ini disebabkan lantaran mereka merasa lebih pantas dan patut memberi nasehat atau petunjuk.Akan tetapi amat disayangkan petunjuk orangtua sering kali tidak konsisten. Hal ini dapat saja terjadi karena mungkin terpengaruh oleh kondisi atau emosinya. Misalnya hari ini anak diharuskan tidur pukul delapan malam.Tapi besok anak dibiarkan untuk nonton televisi hingga pukul 10 malam lantaran orangtuany

10 Kualitas Pribadi Yang Disukai

10 KUALITAS PRIBADI YANG DISUKAI Ketulusan Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri. Kerendahan Hati Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak m

Bisa jadi kamu membenci sesuatu namun itu baik buatmu

Sabar Membawa Keberhasilan Oleh: Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi “Bersabarlah!”Demikian perintah Allah terhadap Rasul-Nya Muhammad di dalam Al Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa besar kedudukan sabar kaitannya dengan keimanan kepada Allah dan kaitannya dengan perwujudan iman tersebut dalam kehidupan dan terlebih sebagai pemikul amanat dakwah. Tentu jika anda menyambut seruan tersebut niscaya anda akan berhasil sebagaimana berhasilnya Rasulullah, keberhasilan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman: “Maka bersabarlah kamu sebagaimana bersabarnya orang-orang yang memiliki keteguhan dari para rasul.” (Al Ahqaf: 35) Sabarnya Ulul ‘Azmi Siapakah yang dimaksud oleh Allah dengan ulul ‘azmi yang kita diperintahkan untuk mencontohnya? 1. Nabi Nuh ‘Alahi salam sebagai rasul yang pertama kali diutus ke muka bumi ini adalah salah satu dari ulul ‘azmi. Beliau diutus kepada kaum yang pertama kali menumbuhkan akar kesyirikan di muka bumi. Tahukah anda bagaimana besar tantangan yang dihada

Puasa-puasa Sunnah

Puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Puasa enam hari pada bulan Syawwal.Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, seolah-olah ia berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim, al-Tirmidzi, Abu dawud, dll). 2. Puasa Nabi Daud.Nabi saw. bersabda, “Shalat yang paling Allah sukai adalah Shalat Daud. Dan puasa yang paling Allah sukai adalah puasa Daud. Ia tidur setengah malam, bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Lalu, ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR al-Bukhârî). 3. Puasa Hari Asyura dan Tasu’a (10 dan 9 Muharram).Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. ditanya, “Shalat apa yang paling baik sesudah salat wajib?” beliau menjawab, “Shalat di tengah malam.” Lalu beliau ditanya, “Puasa apa yang paling baik sesudah Ramadhan?” beliau menjawab, “Bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).Abu Musa al-