MENYEMAI “GENERASI EMAS” DALAM KELUARGA
APA DAN SIAPA GENERASI EMAS ITU ?
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei
2012 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan tema “Bangkitnya
Generasi Emas Indonesia” yakni generasi yang cerdas komprehensif, antara lain
produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan
dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul. Mereka adalah penduduk Indonesia dengan usia produktif yang
bakal menjadi generasi penerus bangsa ini, menjadi pemimpin Negara yang
bemartabat dan bernurani..
Menyemai generasi emas ibarat menabur benih tanaman. Jika
ingin memperoleh hasil panen yang maksimal, setiap hari kita harus rutin
menyiraminya. Kita pun tak boleh luput untuk membersihkannya dari gangguan
rumput-rumput yang tumbuh disekitarnya. Jika perlu, kita pun harus memberikan
pupuk secara rutin sehingga tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik.
BAGAIMANA PERAN KELUARGA ?
Satu hal yang tak bisa ditawar-tawar
adalah pendidikan. Kita meyakini bahwa pendidikan adalah investasi masa depan
yang tak ternilai. Pendidikan di
sekolah saja tidak cukup untuk mewujudkan Grand Desain Pendidikan
yang telah dicanangkan. Bagaimana peran keluarga sebagai pilar pendukung
keberhasilan pendidikan?
Kontribusi
keluarga sebagai support system dalam menyemai
“Generasi emas” tersebut bisa diupayakan
dalam semngat membangun karakter anak
sejak dini. Keluarga adalah Guru/ pendidik pertama bagi anak-anak bahkan
sebelum mereka dilahirkan. Oleh karena sangat
penting bagi setiap keluarga Indoneia untuk memahami peran penting mereka dalam
membangun bangsa.
Semangat
membangun karakter anak untuk menjadikan mereka kelak sebagai individu yang bermartabat dan bernurani bisa
dilakukan dalam pembiasaan sehari-hari dalam keluarga dengan cara Pola pengasuhan yang cerdas dan benar.
Keluarga yang baik akan mempersiapkan jalan kesuksesan bagi anak-anakya dengan
cara membentuk karakter yang kuat, yang dibangun dari tiga hubungan (triangle
relationship) yaitu hubungan dengan
diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam
sekitar), dan hubungan dengan Allah SWT (spiritual).
Orang tua/ orang dewasa disekitar
anak-anak bisa memberikan pemahaman kepada anak bagaimana mereka membangun konsep diri yang positif sejak
dini, Anak-anak juga dibiasakan utnuk berinteraksi
dengan lingkungan sosial disekitarnya, dengan alam dan masyarakat.
Disamping itu untuk yang tidak boleh diabaikan adalah bagaimana orang tua
mengajarkan dan memberi tauladan kepada anak untuk senantiasa membangun interaksi dengan Allah SWT
sebagai bentuk tanggungjawab sebagai kholifah di muka bumi ini.
(By : Liliek Heksa, ST)
(By : Liliek Heksa, ST)
Komentar
Posting Komentar