MUHARRAM…SYAHRULLAH



Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

AWAL PERHITUNGAN KALENDER HIJRIAH

Adalah Khalifah Umar bin Khattab bersama umat Muslim di Madinah setelah wafatnya Rosulullah yang menyepakati awal penanggalan Hijriah pada bulan Muhharram. Hal ini dilakukan untuk mengenang peristiwa hijrah Rosulullah (atas perintah Allah SWT) dari Makkah ke madinah. Hijrah Rosululloh adalah sebuah perjalanan bersejarah yang dikukan dengan penuh perjuangan, sebab sejak meninggalkan rumah nyawa beliau sudah terancam, sampai-sampai harus bersembunyi didalam Gua untuk menyelamatkan diri dari orang-orang yang terus mengejar dan bermaksud membunuh beliau. Ditemani sahabat Abu Bakar beliau menempuh padang pasir tandus dan gersang, akhirnya diselamatkan oleh Allah SWT dan sampai ke tanah Madinah bergabung dengan kaum mukminin yang sudah lebih dahulu hijrah.

SAATNYA MUHASABAH

            Muhasabah atau introspeksi diri sebagai bentuk evaluasi  terhadap pencapaian ibadah kita selama satu tahun bisa kita lakukan dengan beberapa sikap :
a)    Mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT di sepanjang umur kita, mulai bangun tidur sampai tidur lagi, berupa nikmat umur, nikmat fisik, nikmat sehat, nikmat harta,dll. Allah SWT mengingatkan dalam Surat  Ibrahim 14:7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
b)     Mengingat kembali catatan dosa-dosa kita, membuka lembaran kehidupan dan mengingat dosa selama seminggu, sebulan, setahun, dan bersegera bertaubat,  Firman Allah SWT sebagai pengingat.. QS17. Al Israa’ ayat 36) : “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya..” 
c). Membuat perencanaan dan target terkait dalam kegiatan beribadah adalah hal penting yang seringkali kita lupakan dalam menapaki tahun baru, kita memang dianjurkan untuk senantiasa sibuk dengan rencana dan target bisnis, up grade kemampuan, memperluas wawasan keilmuan tetapi tidak mengesampingkan target pencapaian ibadah .
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al Hasyr : 18)

KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM

  • .. Bulan Muharram Merupakan Salah Satu Diantara Bulan-Bulan Haram
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."  (Q.S. at Taubah :36).
 
Dalam hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abu Bakrah radhiyallohu anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menjelaskan keempat bulan haram yang dimaksud :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh dan Sya’ban.” [ HR. Bukhari (3197) dan Muslim(1679) ]
  • Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah
Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) . Sebagaimana telah disebutkan bahwa pada bulan haram dianjurkan banyak berbuat kebaikan dan menghindari pertikaian, berbuat dzolim dan maksiat, amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di bulan-bulan haram, dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya pada bulan Muhharam. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga biasa melakukan puasa pada bulan Muharram tepatnya tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan “Puasa Asyura”, Beliau bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat  malam”.  Sejak jaman Nabi Musa puasa Asyura diwajibkan oleh kaum yahudi maupun nasrani. Nabi Musa dan kaumnya melaksanakan puasa asyura sebagi wujud dari rasa syukur karena telah diselamatkan Allah dari Fir’aun. Di riwayatkan oleh Imam Ahmad dengan tambahan lafadz yang artinya: “Ini adalah hari dimana berlabuhnya kapal (Nabi Nuh ‘alaihissalam)diatas bukit Judi (Bukit Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia), lalu Nabi Nuh ‘alaihissalam dan Musa  berpuasa karenanya sebagai tanda syukur.” Sedangkan Rosululloh Muhammad merasa harus melaksanakan karena telah dicontohkan oleh nabi Musa As. Namun setelah turunnya wahyu berupa perintah puasa wajib pada bulan Ramadhan maka puasa Asy-syura boleh ditinggalkan seperti hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah.ra..”
Dikisahkan bahwa Aisyah ra mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah. 
MITOS DAN BID’AH SEPUTAR BULAN MUHARRAM 
Selain keutamaan bulan Muharam, banyak legenda dari salah pengertian yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari 'Asyura, meskipun tidak ada sumber otentiknya dalam Islam. Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari'Asyura Nabi Adam diciptakan, pada hari 'Asyura Nabi Ibrahim dilahirkan, pada hari 'Asyura Allah Swt menerima tobat Nabi Ibrahim, pada hari 'Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari 'Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari 'Asyura (jenang suro dalam adat jawa).
Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari 'Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhmmad Saw, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari 'Asyura tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari 'Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan hari 'Asyura.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERINGATAN TAHUN BARU 1436 H LEMDIK AL-IKHLASH LUMAJANG

KOMITE RSDBI AL IKHLASH ADALAH "MITRA SEKOLAH"

Empty Nest Syndrome